Minggu, 16 Oktober 2011

Games Outbound: Perang Air

August 15th, 2011 admin

Post by : Outbound Malang

A. Tujuan Permainan:

1. Melatih kerja sama kelompok

2. Mengatur strategi

B. Alat:

1. Plastik minuman

2. Pewarna

3. Air

C. Pelaksanaan:

1. Peserta dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah anggota bebas, tetapi harus sama jumlahnya.

2. Permainan ini dumpamakan sebuah peperangan dua kelompok atau suku

3. Peserta dibatasi dalam wilayah tertentu, artinya tidak boleh keluar dari wilayah yang telah ditentukan

4. Senjata yang digunakan adalah plastik yang diisi air berwarna-warni

5. Kedua kelompok saling menyerang. Jika peserta terkena lemparan air, maka dianggap terkena tembakan, sehingga harus keluar dari permainan

D. Peraturan:

1. Kelompok pemenanag adalah yang dapat memukul mundur dan menembak seluruh anggota kelompok lawan

2. Peserta yang telah tertembak tidak boleh berbuat curang dengan masih mengikuti permainan.

Jumat, 14 Oktober 2011

Bismillah: Dalam Bidang Pemasaran

Post by : Outbound Malang

Dan katakanlah, “Bekerjalah.” Allah akan melihat pekerjaanmu, (juga) Rasul-Nya dan orang beriman. Kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata kelihatan. Lalu Ia akan memberitahukan kepadamu apa yang kamu lakukan.

- Q.S. 9 Surat At Taubah (Taubat) Ayat 105 -

Prinsip Bismillah dalam suatu usaha, pekerjaan atau hubungan sosial pada dasarnya adalah suatu prinsip yang memperhatikan suatu keseimbangan antara memberi dan hasil yang diterima. Dalam seni pemasaran, prinisp Bismillah adalah bagaimana seorang manajer mampu menciptakan atau menemukan suatu kebutuhan, kemudian berusaha untuk menciptakan atau memberikan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Meskipun hasilnya adalah suatu transaksi penjualan, namun tetap berprinsip pada kejujuran, keadilan, dan sifat rahman dan rahim.

Dalam seni penjualan atau direct selling, prinsip Bismillah berperan dalam hal bagaimana seorang wiraniaga menemukan dan memunculkan apa yang dibutuhkan oleh calon pembeli itu terlebih dahulu. Kemudian berusaha mempresentasikan produk dengan niat untuk memberi danmenolong dengan hati yang tulus karena sifat kasih sayang Allah. Ini berbeda denganpamri. Pamri adalah memberi dengan otak, sedangkan prinsip Bismillah adalah memberi dengan hati yang tulus. Dalam menejemen pemasaran, prinsip Bismillah adalah memberikan perhatian penuh pada bauran pemasaran atau marketing mix, yaitu memberi perhatian pada produk yang sesuai kebutuhan, harga terjangkau, strategi promosi yang jujur dan tulus dengan mempergunakan hati, dan pola distribusi yang bisa membantu orang lain untuk menjangkau produk dengan mudah.

Salah satu bidang usaha yang saya jalankan, sejenis asuransi kesehatan. Saya sering menerima keluhan dari pelanggan perihal cara penjualan agen pemasaran kami. Sebagian dari mereka sering merasa ditekan untuk membeli produk tersebut. Hal ini akan menghasilkan reputasi yang buruk pada asuransi ini. Kemudian para agen pemasaran itu kami kumpulkan. Saya bertanya mengapa keluhan itu bisa terjadi. Mereka menjawab karena mereka harus menghasilkan penjualan mencapai target. Kemudian saya tanyakan lagi bagaimana cara mereka menghadapi keberatan penjualan. Umumnya mereka menjawab bahwa mereka telah memberikan jawaban yang logis. Mereka tunjukkan bukti-bukti, dan angka-angka yang rasional.

Aha, saya tahu permasalahannya. Lalu saya adakan training intesif selama dua hari tentang kecerdasan hati. Saya jelaskan bahwa niat mereka haruslah berprinsip memberi dan menolong dengan kasih sayang yang tulus. Bukan saja berpikir dengan logika tetapi juga harus memperhatikan perasaan pembeli. Hati mereka harus bersih dan bukan berniat untuk merogoh kantong pembeli. Berangkat dari hati yang tulus untuk menyetarakan perasaan pembeli. Bekerja dengan hati, bukan dengan kepala. Kemudian saya minta mereka untuk membayangkan ibu mereka sendiri yang sakit keras dan harus berobat ke rumah sakit sedangkan mereka tidak punya uang saat itu dan sang ibu tidak memiliki kartu asuransi kesehatan. Apa yang anda rasakan? Hasilnya sungguh luar biasa. Mereka merasa mendapat kepercayaan diri kembali, sebagai agen marketing, melainkan merasa menjadi seorang penolong yang penuh dengan kasih dan sayang. Inilah penjualan dengan prinsip Bismillah. Mencari ridha Allah.

Selasa, 11 Oktober 2011

Artikel Motivasi : Temukan Kesuksesan

Post by : outbound malang

Coba anda lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari temapt jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang. yang mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah kita menghentikan laju riak gelombang? Mungkin anda mencoba dengan memasukkan telapak tangan anda ke air. Atau menghadangnya dengan kedua belah kaki anda. Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.

Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin anda melakukan sesuatu pada pikiran anda, semakin sulit anda mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari ketenngan pikiran, sedangkan ketenangan pikiran, bermula dari ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang.

Jumat, 07 Oktober 2011

Game Outbound :Game Human Ladder

Post by : outbound di malang

Manfaat dari permainan ini adalah :

- Percaya pada teman 1 tim

- Trush

- Menjadi peserta tim yang aktif

- Tanggung Jawab

Langkah permainan ini antara lain:

Peserta berpasangan berhadap-hadapan dan berdiri sejajar. Setiap pasangan memegang kayu (ukuran 1-1,5 m), kemudian berdiri berjajar membuat seperti anak tangga. Ketinggian bisa bervariasi. Peserta outbound training menaiki anak tangga yang dipegang oeh temannya. Peserta yang telah dilewati menuju ke depan untuk membuat anak tangga berikutnya. Lakukan samapai mneuju finish.

Debriefing :

- Bagaimana yang dirasakan peserta pada saat menaiki anak tangga?

- Bagaimana yang dirasakan peserta saat dilewati

- Bagaimana bisa percaya kepada orang lain sehingga kita mudah melewati tantangan ini?

Rabu, 05 Oktober 2011

Artikel Motivasi: LANGKAH MENENTUKAN PRIORITAS

Post by : Outbound Malang

“Orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat beribadah, orang yang memberi nafkah, dan orang yang berdoa memohon ampun sebuah fajar menyinsing.”

- Q.S. 3 Surat Ali ‘Imran (Keluarga Imran) Ayat 17 -

Berdasarkan diagram kepentingan dan prioritas tersebut, maka kesibukan dibagi menjagi tiga jenis kelompok. Kelompok yang sibuk mengisi waktu, kelompok yang sibuk pertengahan, danb kelompok yang sibuk mencapai tujuan:

Kelompok sibuk pengisi waktu, melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu tetapi tidak penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang. Mereka tidak tahu ke mana melangkah, di dalam pikiran mereka, mereka merasa sudah mencapai tujuan hidup, namun ibarat orang yang jalan di tempat, mereka tidak kemana-mana. Mengalir saja seperti air dan sibuk menyalahkan nasib. Kelompok ini juga selalu tampak sibuk. Namun sebenarnya mereka tidak produktif sama sekali. Pekerjaan tanpa visi dan misi adalah pebuatan sia-sia. Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa tanda bai keislaman seseorang ialah meninggalkan perbuatan yang sia-sia (H.R. Turmudzi).

Kelompok pertengahan, adalah kelompok yang melawan gelombang lautan.pekerjaan mereka terus-menerus mengatasi krisis dari hari kehari. Terus-menerus mengerjakan masalah mendesak. Bekerja seperi ini biasanya lebih mudah karena masalahnya sudah jelas di depan mata dan tidak memerlukan visi. Lama kelamaan dia akan terperosok juga pada rutinitas pekerjaan yang kurang penting, tetapi mendesak. Kelompok itu tidak akan cepat maju, karena tidak memiliki visi inisiatif. Prinsipnya sederhana saja, selesaikan masalah-masalah yang timbulkemudian beristirahat. Merekaa tidak ke mana-aman tetapi merasa dirinya sudah melakukan banyak hal secara maksimal. Tidak ada kemajuan yang berarti. Karena ia tidak memiliki visi yang kuat, mereka menjadi korban lingkungannya sendiri. umumnya mereka sering mengeluh dengan mengatakan: “Saya sudah bekerja maksimal tetapi hasilnya begini-begini saja, kurang apalagi saya.”

Kelompok pencapai tujuan, adalah orang yang sudah memiliki tujuan hidup yang jelas. Setiap langkah yang diambil adalah pengejawatan dan visinya. Kelompok ini selalu merencanakan langkah-langkah yang dibuatnya secara tujuan jangka pendek, yang bisa dicapai secara realitis, dalam jngka waktu tertentu. Dia selalu mematuhi visinya, dan visi tersebut menjadi auto pilot-nya. Suara hati terus dihidupkan sebagai radar kecerdasan hati yang mampu mendeteksi mana yang boleh danmana yang tidak boleh dilakukan. Kelompok ini mampu menentukan skala prioritas berdasarkan visi, prinsip, dan suara hati secara bijaksana.

Selasa, 04 Oktober 2011

PENYADARAN dan PEMBEBASAN

Post by : Outbound Malang

Ahli-ahli ilmu sosial, terutama para pendidik, akhir-akhir ini banyak mengutip dan mengkaji buah pikiran dan hasil karya Paulo Freire. Dua buah bukunya, yakni Pendidikan Kaum Tertindas (Pedagogy of Opressed, Penguin Books, 1978; edisi Indonesia diterbitkan oleh LP3ES, 1985), dan Gerakan Kebudayaan Untuk kemerdekaan (Cultural Action for Freedom, Penguin Books, 19977), adalah dua buah karya Freire yang paling sering dikutip sehingga telah menjadi bacaan klasik dalam kepustakaan ilmu sosial saat ini. Kedua buku tersebut menjadi bahan dasar makalah singkat ini.

Kekuatan yang menjadi daya tarik utama Freire adalah kejujurannya untuk menyatakan, tanpa tedeng aling-aling, kondisi kemanusiaan kita saat ini yang telah sedemikian rupa rapuhnya dimana kita sendiri justru sering bersikap tidak manusiawi menghadapinya. Sama seperti rekan-rekannya para pemikir pembaharu di Amerika Latin, Freire telah lahir dan tampil dengan suara lantang menyatakan sikapnya terhadap kenyataan sosial yang ada, dan gaya seperti itu umumnya memang selalu menarik.

Tetapi kekuatan Freire yang sesungguhnya terletak pada kekuatan pemikiran yang menukik langsung pada pokok-pokok persoalan dengan bahasa pengucapan yang sederhana, sehingga para pemerhati filsafat tingkat pemula atau orang awam sekalipun akan cukup mudah untuk memahaminya. Freire mampu menjabarkan pemikiran-pemikiran filsafat yang bertakik-takik (sophisticated) ke dalam aktualisasi masalah-masalah kehidupan keseharian serta tuntutan-tuntutan praktis abad mutakhir saat ini, terutama dalam bidang pendidikan dalam kaitannya dengan seluruh ikhtiar pembangunan nasional yang menjadi “cultural focus” dunia kita saat ini. Berbeda dengan banyak pendahulunya, Freire tidak berhenti dan selesai pada besar-besaran pemikiran dan perdebatan terminologis yang tidak perlu, tetapi langsung menerapkan dan melakukan gagasannya sendiri dalam suatu rangkaian program aksi yang cukup luas, terutama di Chili dan di negara kelahirannya sendiri di Brazilia. Inilah kekuatan Freire, yang pada tingkat tertentu mungkin saja menjadi kelemahnya sekaligus.

Jumat, 30 September 2011

Games Outbound: Satu Tujuan

Post by : outbound Malang

Tujuan games outbound ini :

Kerja sama kelompok
Melatih jiwa kepemimpinan (leadership)
Melatih komunikasi yang efektif.
Membangun jiwa kompetisi.
Menempatkan orang pada tempatnya.

Alat :

Serangkaian tali
Triplek (ukuran 40cmx40cm)
Bola pingpong
Kertas dibentuk segitiga.

Pelaksanaan.

Permainan ini dilakukan secara kelompok. Masing-masing kelompok terdiri antara 7-10 orang
Masing-masing kelompok dibekali 2 rangkaian tali, sebuah bola ping pong dan triplek yang diberi pembatas kertas segitiga.
Seorang peserta outbound dari tiap-tiap kelompok diminta memegang selembar triplek yang telah ditempeli kertas segitiga, di atas triplek tersebut di beri bola ping pong.
Peserta tersebut pada dada dan kakinya (pas lutut) dipasangi serangkaian tali, yang masing-masing tali dipegang minimal oleh 3 orang.
Tali sudah dirangkai sedemikian rupa sehingga ditengahnya berbentuk lubang yang cukup untuk satu orang tanpa membuat orang tersebut tersentuh tali.
Masing-masing kelompok outbound diminta berjalan menuju garis finish dengan peserta pembawa triplek yang berisi bola.
Peserta yang membawa triplek tidak boleh menyentuh tali dan menjaga agar bola pingpong tidak keluar dari segitiga kertas.
Peserta yang memegang tali harus meregangkan tali supaya lingkarannya tidak menyentuh peserta yang membawa triplek.
Bila bola keluar dari pembatas ataupun peserta pemegang triplek menyentuh tali, maka kelompok tersebut harus mengulang dari awal.

Debriefing :

- Dapatkah kelompok tersebut membawa bola dengan selamat?

- Bagaimana sikap pemimpin kelompok dalam memimpin perjalanan kelompoknya.

- Bagaimana komunikasi yang tercipta selama permainan?

Games Outbound:Frantic Balloon

Post by : outbound malang

Teaching point :

Memahami perubahan lingkungan bisnis terhadap strategi organisasi.
Berubahnya lingkungan bisnis menuntut perubahan strategi
Menyusun perencanaan strategik
Mengimplementasikan rencana yang disusun
Kerjasama dalam kelompok

Lokasi : Dilapangan terbuka kira-kira seperempat lapangan bola

Perlengkapan : Balon dalam jumlah 4x jumlah peserta dan stopwatch

Cara permainan :

Setiap anggota diminta untuk meniup dua buah baloon dengan ukuran cukup besar. Semua peserta outbound training akan melambungkan bola tersebut ke angkasa dengan menepuknya dari bawah ke atas. Peserta diberitahu bahwa balon akan ditambah oleh fasilitator dari waktu ke waktu.

Tolak ukur sukses adalah berapa banyak balon yang dapat ditangkap dan tidak pecah dalam kurun waktu 10 menit. Tim diberi waktu sekitar 10 menit untuk membuat perencanaan strategik.

Setelah percobaan pertama, tim dipersilahkan untuk mencoba lagi dan diberi waktu untuk membuat perencanaan srategik lagi.

Debriefing :

Apa yang merupakan teaching pointnya

Faktor apa yang menentukan kecepatan kerja

Hal-hal yang menjengkelkan di saat kegiatan dan bagaimana mengatasi kejengkelan tersebut.

Kalau dihubungkan dengan dunia kerja dan kehidupan organisasi apa arti permainan tersebut.